KAJIAN ISLAM INTENSIF TENTANG MANASIK HAJI DAN UMRAH #3: BAGIAN 03 DARI 30

بســـمے الله الرّحمنـ الرّحـيـمـے
الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته  

Alhamdulillāh kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, shalawat dan salam semoga selalu Allāh berikan kepada Nabi kita Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, pada keluarga beliau, para sahabat serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat kelak.

Bapak, Ibu, Saudara-Saudari seiman yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Yang kedua, syarat amal ibadah adalah mutaba’ah atau sesuai dengan contoh dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Banyak sekali ibadah-ibadah, terkhusus haji, yang mana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam memerintahkan, bukan hanya menganjurkan, dan asal hukum perintah adalah sebuah kewajiban, wajib kita mengikuti Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam memerintahkan untuk mengikuti beliau secara khusus dalam masalah haji.

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مَنَاسِكَكُمْ فَإِنِّي لاَ أَدْرِي لَعَلِّي لاَ أَحُجُّ بَعْدَ عَامِي هَذَا

“Wahai manusia, ambillah manasik kalian (dariku), karena sesungguhnya aku tidak mengetahui siapa tahu aku tidak melakukan haji lagi setelah tahunku ini.”

(HR Muslim, Nasā’i nomor 3012, versi maktabatu Al Ma’arif Riyadh nomor 3062)

–> Maksudnya, “Belajarlah tatacara berhaji dariku.”

Itulah haji Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang pertama dan terakhir, oleh karenanya disebut haji wada.

Dalam riwayat lain, beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

خذوا عني مناسككم

“Ambillah dariku manasik-manasik kalian.”

(HR Ahmad, Baihaqi)

–> Artinya, “Pelajari dariku tatacara menunaikan ibadah haji kalian.”

Ini perintah dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Dan ingat, ibadah apapun, misal:

– Thawaf, harus tahu Rasūlullāh thawaf bagaimana.
– Sa’i, sa’inya Rasūlullāh bagaimana, jangan asal-asalan.

Terutama zaman sekarang yang jauh dari zaman Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Terkadang sebagian orang ketika menunaikan ibadah haji, latah. Orang lain ke sini dia ikut ke sini, orang lain ke sana dia ikut ke sana.

Tetapi orang yang berilmu, tahu cara manasik Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Dia tidak akan pernah bingung dalam ibadah hajinya.

Ingat, ibadah apapun yang tidk sesuai dengan contoh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, jangan pernah diremehkan.

Mengira yang penting ikhlas, yang penting hatinya, tidak bisa begini.

Seorang sahabat, Abu Burdah bin Niyār dalam riwayat Bukhari, pernah menyembelih kurban sebelum shalat ketika hari raya Iedul Adha, padahal Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ صَلَّى صَلَاتَنَا وَنَسَكَ نُسْكَنَا فَقَدْ أَصَابَ النُّسُكَ وَمَنْ نَسَكَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَتِلْكَ شَاةُ لَحْمٍ

فَقَامَ أَبُو بُرْدَةَ بْنُ نِيَارٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ لَقَدْ نَسَكْتُ قَبْلَ أَنْ أَخْرُجَ إِلَى الصَّلَاةِ وَعَرَفْتُ أَنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ فَتَعَجَّلْتُ وَأَكَلْتُ وَأَطْعَمْتُ أَهْلِي وَجِيرَانِي

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ شَاةُ لَحْمٍ قَالَ فَإِنَّ عِنْدِي عَنَاقَ جَذَعَةٍ هِيَ خَيْرٌ مِنْ شَاتَيْ لَحْمٍ فَهَلْ تَجْزِي عَنِّي قَالَ نَعَمْ وَلَنْ تَجْزِيَ عَنْ أَحَدٍ بَعْدَكَ

“Barangsiapa shalat seperti shalat kita dan melaksanakan manasik (penyembelihan kurban) seperti kita berarti telah mendapatkan pahala berkurban. Dan barangsiapa menyembelih kurban sebelum shalat maka itu hanyalah kambing yang dinikmati dagingnya.”

Maka Abu Burdah bin Niyar berdiri dan berkata:

“Wahai Rasūlullāh, aku telah menyembelih sebelum aku keluar untuk shalat, dan aku mengetahui bahwa hari ini adalah hari makan dan minum, aku lalu menyegerakan penyembelihannya, kemudian aku berikan kepada keluarga dan para tetanggaku.”

Maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pun bersabda:

“Itu hanyalah kambing yang dinikmati dagingnya.”

Abu Burdah bertanya lagi:

“Namun aku masih memiliki anak kambing yang lebih baik dari kambing yang telah aku sembelih itu. Apakah dibenarkan kalau aku menyembelihnya?”

Beliau menjawab:

“Ya. Akan tetapi tidak boleh untuk seorangpun setelah kamu.”

(HR Bukhari nomor 930, versi Fathul Bari nomor 983)

Niat Abu Burdah baik, bedanya hanya sebelum shalat dan setelah shalat. Tetapi tidak diterima sebagai kurban.

Oleh karenanya, perhatikan, setiap ibadah harus mencontoh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Misalkan dalam masalah iththiba’, (menyelendangkan kain ihram), kapan itu terjadi.

Kapan dilepas dan kapan dikembalikan lagi di atas pundak. Harus mencontoh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Jika tidak dikhawatirkan termasuk yang diancam dalam hadits riwayat Muslim dari ‘Aisyah radhiyallāhu ‘anhā, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

 مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa mengamalkan suatu perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak.”

(HR Muslim nomor 3243, versi Syarh Muslim nomor 1718)

Mengapa?

Karena dia sudah sok tahu terhadap amalan, padahal sudah dicontohkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Baik, itulah poin yang kedua, sebelum kita melanjutkan membahas mengenai manasik haji dan umrah ini.

Bapak, Ibu, Saudara-Saudari seiman yang dimulyakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Setiap dari kita sangat menginginkan amal ibadah yang kualitasnya tinggi. Mendapatkan pahala yang begitu luar biasa dari Allāh dan merupakan hikmah Allāh Subhānahu wa Ta’āla agar umat Islam semangat mengerjakan ketaatan kepada Allāh dalam bentuk apapun.

Agar umat Islam semangat memperbaiki kualitas ibadah, maka Allāh menyebutkan keistimewaan/keutamaan amal ibadah tersebut serta kedudukannya. Begitu pula haji.

Dan ini hikmah Allāh Subhānahu wa Ta’āla, ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla memerintahkan sebuah ibadah. Mungkin sebagian manusia malas, untuk apa berhaji, butuh biaya banyak, tenaga, cuti, terkadang cuti tidak mendapat ijin, maka harus meliburkan diri, yang penting haji.

Inipun menjadi introspeksi diri.

Mungkin sekarang sudah ada yang Sr3500, ada yang Sr4000, ada juga yang Sr5,500, belum lagi yang dari Indonesia ada yang Rp35 jutaan, itu baru ONHnya. Belum lagi belanjanya, uang sakunya.

Maka rugi jika kita tidak ikhlas. Rugi jika setelah haji hanya ingin dipanggil H. (Haji Fulan).

KEDUDUKAN HAJI

Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyebutkan kedudukan haji dalam Islam, semoga dengan penyebutan ini, orang yang ingin menunaikan ibadah haji benar-benar tergugah, ingin menunaikan ibadah haji bukan hanya sekedar menunaikan, tetapi juga menunaikannya dengan maksimal, agar benar-benar mendapatkan keistimewaan kedudukan haji yang disebutkan ini.

Inilah faedahnya.

Kedudukan haji antara lain:

(1) Haji adalah rukun Islam yang kelima.

Kedudukan haji yang pertama, haji adalah rukun Islam yang cukuplah ini kedudukan yang paling penting. Jika tidak ada kedudukan haji yang lain, maka cukuplah ia sebagai rukun Islam.

Arti rukun secara bahasa adalah bagian yang paling kuat dari sesuatu.

Jika tidak ada bagian tersebut maka tidak ada sesuatu itu.

Jika kita katakan, haji adalah rukun Islam, berarti haji adalah bagian yang terkuat dari dalam Islam, jika tidak ada haji, maka tidak ada Islamnya.

Dalil yang menunjukkan kedudukan haji ini, bahwa haji adalah rukun Islam.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abdullāh bin ‘Umar radhiyallāhu ‘anhumā.

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun di atas lima perkara; dua kalimat syahadat (persaksian tidak ada ilah selain Allāh dan sesungguhnya Muhammad utusan Allāh), mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan.”

(HR Bukhari nomor 7, versi Fathul Bari nomor 8)

Inilah salah satu lafazh dari hadits ini. Ada lafazh yang lain yang membalik urutannya, “Dan berpuasa Ramadhan dan berhaji.”

Ini kedudukan yang pertama.

Mudah-mudahan ini bermanfaat.
صلى الله على نبينا محمد
و السّلام عليكم ورحمة الله وبر كا ته

Bersambung ke bagian 04, In syā Allāh
________

🌾 Donasi Program Dakwah Islam Cinta Sedekah & Bimbingan Islam ;

🌐 http://cintasedekah.org/program-cinta-sedekah/

💰 INFAQ       
🏦 Bank Syariah Mandiri        (Kode Bank 451)
📟 7814 5000 17
🏢a.n Cinta Sedekah Infaq

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *