بســـمے الله الرّحمنـ الرّحـيـمـے
الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته
الْحَمْدُ اللهِ رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين أما بعد
Alhamdulillāh kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, shalawat dan salam semoga selalu Allāh berikan kepada Nabi kita Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, pada keluarga beliau, para shahābat serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat kelak.
Para shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla kita akan membicarakan manasik haji.
Manasik haji yang dimaksud adalah 3 (tiga) jenis tata cara menunaikan ibadah haji.
◆ Tata cara menunaikan ibadah haji
⑴ Tamattu’
Tamattu’ adalah berihrām pada miqāt dibulan-bulan haji dengan berniat umrah yaitu mengucapkan, “Labaika umratan,” atau, “Allahumma Labaika umratan.”
Setelah itu melakukan amalan-amalan umrah dimulai dari thawāf, sai, kemudian bertahallul.
Setelah itu dia lepas dari larangan-larangan ihrām dan tinggal di Mekkah dalam keadaan biasa tanpa berihrām.
Kemudian tanggal 08 Dzulhijjah dia berihrām kembali dengan niat haji yaitu dengan mengucapkan, “Allāhuma Labaika hajjan atau Labaika hajjan.” Setelah itu dia mengerjakan seluruh amalan-amalan haji (In syā Allāh akan kita bahas pada pertemuan yang akan datang).
Seperti:
√ Bertolak ke Mina.
√ 08 Dzulhijjah bermalam di Mina.
√ 09 Dzulhijjah wuqūf di ‘Arafāh.
√ 09 Dzulhijjah malam bermalam di Muzdalifah.
√ 10 Dzulhijjah (pagi) bertolak dari Muzdalifah ke Mina untuk melempar jumrah ‘Aqabah.
√ Setelah itu thawāf ifadhah.
√ Mengerjakan 3 (tiga) jamarat pada hari-hari tasyrik.
√ Mengerjakan thawaf wadā’.
Itulah yang disebut dengan haji Tamattu’.
⇒Ringkasnya haji Tamattu’ adalah umrah dulu baru setelah itu haji.
Bagi yang menunaikan ibadah haji dengan cara Tamattu’ diwajibkan baginya untuk menyembelih hadyu.
⇒Hadyu adalah hewan dari bahimatul an’am yaitu satu ekor kambing atau satu ekor sapi dalam tujuh orang atau satu ekor unta dalam tujuh orang.
Hadyu tersebut disembelih di tanah suci dan jika tidak mampu maka berpuasa 3 (tiga) hari di tanah suci dan 7 (tujuh) hari ketika kita pulang ke daerah masing-masing.
⑵ Haji Qirān
Haji Qirān adalah berihrām pada bulan-bukan haji dari mulai Syawwāl, Dzulqadah, Dzulhijjah dengan berniat melakukan ibadah haji dan umrah secara bersamaan.
Yaitu ketika kita berihrām, di dalam ihrām kita, kita berniat melakukan haji dan umrah secara bersamaan dengan mengucapkan, “Allāhuma Labaika hajjan wa ‘umratan,” atau’ “Labaika hajjan wa ‘umratan.”
Kemudian ketika sampai di Mekkah dia melakukan thawāf qudum (thawāf kedatangan), kemudian jika dia ingin melakukan sa’i diperbolehkan, jika tidak ingin melakukan sa’i juga diperbolehkan.
Setelah itu dia berdiam di Mekkah sampai tanggal 08 Dzulhijjah dalam keadaan berihrām artinya larangan-larangan ihrām tetap berlaku padanya sampai tanggal 08 Dzulhijjah.
Kemudian ketika sampai tanggal 08 Dzulhijjah melakukan amalan-amalan haji hingga selesai.
Haji Qirān diwajibkan juga menyembelih hadyu dan bila tidak mampu sama seperti haji Tamattu’ boleh diganti dengan berpuasa selama 3 (tiga) hari di tanah suci dan 7 (tujuh) hari ketika pulang ke daerahnya masing-masing.
⇒ Ringkasnya haji Qirān adalah berihrām dari miqāt pada bulan-bulan haji dengan niat menunaikan ibadah haji dan umrah secara bersamaan.
⑶ Haji Ifrad
Haji ifrad adalah berihrām di miqāt pada bulan-bukan haji dengan berniat haji saja, yaitu mengucapkan, “Allāhuma Labaika hajjan,” atau, “Labaika hajjan.”
Jika sudah sampai di Mekkah setelah berihrām dia melakukan thawāf qudum, jika ingin mengerjakan sa’i dipersilahkan dia sa’i, kalau tidak juga dipersilahkan.
Dan menunggu sampai tanggal 08 Dzulhijjah dalam keadaan berihrām.
Larangan-larangan ihrām ketika dalam keadaan menunggu ini tetap berlaku. Kemudian dia melakukan seluruh amalan-amalan ibadah haji sampai selesai.
Bagi yang menunaikan ibadah haji ifrad tidak ada kewajiban menyembelih hewan hadyu (dam).
Dalīl yang menunjukkan tentang 3 (tiga) manasik ini adalah sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Bukhāri dari ‘Āisyah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhā.
‘Āisyah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhā meriwayatkan bahwasanya beliau bercerita:
خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَامَ حَجَّةِ الْوَدَاعِ، فَمِنَّا مَنْ أَهَلَّ بِعُمْرَةٍ، وَمِنَّا مَنْ أَهَلَّ بِحَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ
“”Kami pernah keluar bersama Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pada tahun haji wadā’ (tahun ke-10 hijriyyah), maka di antara kita ada yang berihrām dengan ihrām umrah (haji Tamattu’), ada di antara kita yang berihrām dengan ihrām haji dan umrah (haji Qirān atau Ifrad).”
(HR Bukhari nomor 1460, versi Fathul Bari nomor 1562)
Hadīts yang lain yang menunjukkan akan hal itu adalah hadīts yang diriwayatkan oleh Imām Muslim, ‘Āisyah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhā bercerita:
خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ” مَنْ أَرَادَ مِنْكُمْ أَنْ يُهِلَّ بِحَجٍّ وَعُمْرَةٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَرَادَ أَنْ يُهِلَّ بِحَجٍّ فَلْيُهِلَّ وَمَنْ أَرَادَ أَنْ يُهِلَّ بِعُمْرَةٍ فَلْيُهِلَّ “
Kami pernah keluar bersama Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam kemudian beliau bersabda:
“Barangsiapa di antara kalian yang ingin berniat haji dan umrah maka hendaklah dia kerjakan dan barangsiapa yang ingin berihrām dengan niatan haji saja maka hendaklah dia berihrām dengan niatan haji dan barangsiapa yang ingin berhaji dengan umrah saja maka hendaklah dia berihrām dengan niatan umrah.”
(HR Muslim nomor 2111, versi Syarh Muslim nomor 1211)
Mudah-mudahan ini bermanfaat.
صلى الله على نبينا محمد
و السّلام عليكم ورحمة الله وبر كا ته
Bersambung ke bagian 13, In syā Allāh
________
🌾 Donasi Program Dakwah Islam Cinta Sedekah & Bimbingan Islam ;
🌐 http://cintasedekah.org/program-cinta-sedekah/
💰 INFAQ
🏦 Bank Syariah Mandiri (Kode Bank 451)
📟 7814 5000 17
🏢a.n Cinta Sedekah Infaq